Jumat, 14 November 2014

Aku & Lupus, Part I



Ketika Lenteraku Mulai Redup


Pagi yang begitu cerah, matahari bersinar terang dari ufuk timur, seolah ikut menyambut hari pertamaku di sekolah baru. Namaku Nur Indah Kurniasari, akrab disapa Indah. Tidak terasa saat ini usiaku sudah 13 tahun, dan aku sekarang duduk di kelas VII, SMP (Sekolah Menengah Pertama). Aku sekolah di SMPN 1 Taliwang, kabupaten Sumbawa barat, provinsi Nusa Tenggara Barat.
Awal yang cerah, namun, mengundang kabut hitam pekat. Dari sinilah kisah perihku dimulai.

***

Pada suatu hari, sekolahku mengadakan kegiatan kemah bakti gerakan pramuka yang dilaksanakan dari tanggal 11 sampai dengan tanggal 15 Agustus tahun 2009 tempatnya di Kemutar Telu Center (KTC) Kantor Bupati Sumbawa Barat, Kecamatan Taliwang, kabupaten Sumbawa Barat.
Karena tertarik, aku pun ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Ketika tiba di lokasi perkemahan, dengan penuh semangat, kami pun segera mendirikan tenda.
Tidak lama kemudian tiba-tiba, tubuhku  terasa lemas dan sakit, wajahku terlihat pucat, seluruh persendianku membengkak, dan terasa sangat nyeri, serta timbul bercak-bercak merah pada kulitku.
“Kamu kenapa Indah..?” tanya temanku.
“Aku tidak tahu, tiba-tiba aku merasa lemas..!” jawabku
Disaat orang tua dan adikku datang menemuiku.
“Astagafirullah… kamu kenapa nak..? Apa yang terjadi denganmu..? Kenapa badanmu membengkak…?” Tanya mama.
“Sakit ma..!” jawabku merintih kesakitan.
Orang tuaku pun langsung membawaku ke dokter umum untuk di periksa. Disaat aku memeriksa ke dokter, celakanya dokter malah memvonisku terkena penyakit cikungunya, aku pun diberi obat untuk itu.
          Keesokan harinya tubuhku mendadak panas. Aku mengira hanya panas biasa dan aku diberi obat penurun panas, tiga sampai lima lapis selimut pun tidak mampu membuat badanku hangat.
“Dingin ma..!” kataku menggigil kedinginan.
Mamaku menjadi panik.
“Tenang nak, ya Allah apa yang sedang terjadi pada anakku …!” ucap mama sambil menangis.
Setelah beberapa jam panasku pun turun. Alhamdulillah…!!!

***

Beberapa minggu kemudian...
Keesokan paginya..
“Kakak bangun, bukannya sekarang Kakak sekolah..?” ucap adikku membangunkanku.
Aku pun tidak menjawab…
Entah mengapa, tubuhku terasa sangat lemas, ternyata penyakit itu datang lagi, disetiap sendiku membengkak kembali dan terasa sangat nyeri, membuatku tak dapat duduk, untuk membengkokkan kakiku aku butuh perjuangan yang sangat besar, bahkan untuk berjalan pun aku tidak mampu, aku hanya mampu berbaring lemah di atas tempat tidurku.
“Mama,,,” teriak adikku memanggil mama.
Mama pun terkejut dengan teriakan itu, dengan penuh rasa panik dan penasaran mama pun berlari kearah sumber suara itu.
Saat mama membuka pintu kamarku.
“Maaaa….! Jawabku sedih.
Mama terkejut melihat aku yang begitu lemas…
“Ayah..ayah…!” mama berteriak memanggil  ayah.
Ingin aku menangis karena tak mampu menahan rasa sakit ini. Namun, air mataku ini tidak akan ku biarkan terjatuh, karena aku tidak ingin melihat orang tuaku, saudara-saudaraku dan orang-orang yang berada disekelilingku ikut bersedih.
Aku mencoba untuk menutupi rasa sakitku dengan memperlihatkan sebuah senyuman kebohongan, senyuman yang tak pantas mereka lihat.
Ku pandang wajah mama yang telah di basahi oleh air mata yang mengalir dipipinya.
“Biarkan rasa sakit ini hanya aku yang rasakan, aku akan  sembunyikan perih ini” ucapku dalam hati.
Awalnya aku mengira hidupku hanya sampai disini. Namun, kekuasaan Allah Swt membuatku tetap bertahan dari deritaku yang amat pedih, yang begitu membuatku tersiksa.

***

Beberapa bulan kemudian…
Saat itu awalnya bulan Ramadhan, Alhamdulillah… Kedaanku semakin lama semakin membaik. Aku pun menyambut bulan suci ramadhan dengan penuh semangat, semuanya berjalan indah dengan senyuman. Namun,, tidak lama  kemudian di akhir bulan ramadhan tubuhku jatuh sakit lagi.
“Ya Allah betapa berat cobaan yang engkau berikan ini..!” ucapku dalam hati.
Dua hari setelah hari raya Idul fitri aku dibawa ke Mataram untuk diperiksa lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya aku alami saat ini.
Perjalanan yang dihiasi penuh oleh rasa penasaranku tentang penyakit yang aku alami saat ini…
Sesampainya di Mataram aku langsung dibawa ke RSRSM (Rumah Sakit Risa Sentra Medika) yang ada di jl. Pejanggik cakranegara, Mataram. Aku pun diperiksa dan diputuskan untuk di rawat inap.
“Astagafirullah halazim…! Aku takut..!!” itulah yang ku ucapkan dalam hati kecil ini.
          “Dag..dig..dug”, begitulah suara jantungku berdegup  kencang  saat  benda  tajam  itu  (suntikan)  akan  menusuk tanganku.
Tidak terasa sudah satu hari aku di rawat di rumah sakit ini, dan keesokan paginya dokter datang menemuiku untuk melihat keadaanku.
“Keadaanmu sudah mulai membaik nak”. Ucap dokter Farid, spesialis penyakit dalam.
Dari hasil pemeriksaan dokter, aku dinyatakan menderita penyakit reumatik. Aku pun diberi obat untuk penyakitku ini.
Hanya kejenuhan yang aku rasakan, ingin segera keluar dari rumah sakit ini…
Setelah beberapa minggu aku dirawat, akhirnya aku di perbolehkan pulang.
Namun, tidak sampai satu minggu aku mampu bertahan di rumah.
Cabut saja nyawaku, akhiri saja hidupku,, obat yang di berikan, tidak ada artinya bagiku, tidak ada perubahan sedikit pun di dalam diriku,” ucapku dalam hati.
Astagafirullah…… apa yang telah aku piirkan,,,
Aku sakit lagi dan kembali lagi ke rumah sakit. Dokter menjadi bingung dengan penyakit yang ku derita ini.
“Ini sangat misterius..! Penyakit ini sangat sulit untuk di deteksi !” ucap dokter kepada ayahku.
“Jadi, apa yang harus kami lakukan, dok?”  tanya ayah.
Dokter  pun  mengambil  keputusan  untuk memeriksa  sampel darahku ke Surabaya.
Setelah empat hari aku di rumah sakit, akhirnya hari  yang ku tunggu-tunggu tiba, aku diperbolehkan pulang.
Beberapa minggu aku di Mataram rasa rinduku dengan teman-teman dan tanah kelahiranku mulai tak dapat terbendung oleh hatiku. Saatnya aku pulang ke Taliwang, kota dimana aku dilahirkan.
Hari demi hari ku lalui dengan canda tawa, keadaanku pun sudah membaik, aku sangat senang dan bahagia.
“Terima kasih ya Allah SWT karena engkau telah mengabulkan doa hamba ini dan terima kasih buat orang tuaku yang telah memompa semangatku, memberiku perhatian yang penuh serta kasih sayang yang begitu besar untukku.” Ucapku.

***

Tiga minggu kemudian, orang tuaku mendapat kiriman surat dari pos.
“Permisi bu,, apa benar ini rumahnya Nur Indah Kurniasari..?” Tanya tukang pos.
“Ya benar pak.. !” jawab mama.
“Ini ada kiriman dari Rumah Sakit Risa Sentra Medika,  Mataram..!” ucap tukang pos sambil memberikan sebuah surat kepada mama.
“Terima kasih pak..!” ucap mama.
Mama pun segera memberikan surat itu kepada ayahku. Dengan penuh rasa penasaran orang tuaku segera membuka surat itu, dan setelah itu, raut wajah mama dan ayah berubah seketika. Pandangannya kosong, dan tak sadar air mata mama keluar lagi.
Orang tuaku tidak memberi tahuku tentang penyakit yang aku derita ini, mereka menyembunyikannya dariku.
“Ada apa ini..??” ucapku dalam hati.
Keesokan harinya aku tidak sengaja mendengar perbincangan ayah dan mama, mereka menyebutkan kata “LUPUS”, awalnya  itu biasa saja bagiku.
Namun, yang membuat aku bertanya-tanya, mereka selalu membicarakan kata LUPUS itu dengan raut wajah sedih. Aku jadi penasaran dan aku pun beranikan diri untuk menanyakannya kepada mamaku.
‘’LUPUS itu apa sih,,,??” tanyaku kepada mama.
Dengan sekejap raut wajah mama berubah dan menjawab pertanyaanku dengan terbata-bata.
“LUPUS itu adalah nama film dahulu yang berkisahkan tentang anak muda yang sering mengunyah permen karet” jawab mama.
Aku bukan anak kecil lagi, aku merasa ada sesuatu yang mama sembunyikan dariku. Aku jadi penasaran dan mencari tahu sendiri tentang si kata misterius itu. LUPUS..LUPUS..dan LUPUS, kata yang selalu menghantui fikiranku.
Keesokan harinya aku mencurigai kalau LUPUS itu adalah nama penyakit yang sedang aku derita saat ini. Aku  mencoba memancing mama untuk mau memberitahukan yang  sebenarnya,  kalau  LUPUS  itu  adalah  nama  penyakit yang sedang ku derita saat ini.
Dengan tidak sengaja mamaku juga mengatakan hal  yang sama dengan apa yang sedang ku pikirkan. Dari itulah aku mendapatkan jawaban yang sebenarnya, ternyata apa yang ku curigai itu benar.
Bingung, bingung dan aku masih tetap tidak mengerti.
Aku pun segera masuk ke dalam kamarku dan mulai berfikir, sementara pertanyaan-pertanyaan yang menjadi temanku berfikir saat itu mulai mendesakku untuk mencari tahu tentang LUPUS itu.
“LUPUS itu penyakit apa ya..?? Kenapa aku bisa terkena penyakit misterius ini..?? Dari mana dia berasal..?? Dan yang paling penting, mengapa orang tuaku menyembunyikannya dariku..??” Tanyaku.
Aku pun membaca surat hasil uji labolatorium. Saat  hasil diagnosis tercatat kalimat “TERSERANG PENYAKIT SLE (Systemic Lupus Erythematosus), aku hanya terdiam dan bingung, karena aku tidak mengerti dengan penyakit ini.
“Ini penyakit apa yah..?” tanyaku kepada orang tuaku.
“Tenang nak, penyakit ini tidak akan lama kok, setelah kamu minum obat pasti juga akan sembuh !” ucap mama menenangkanku.
Om Rudin dan Bi’ Emi, yaitu saudara dari mama, menyarankan untuk membawaku berobat ke Jakarta. Orang tuaku pun setuju.
                Seminggu kemudian aku dibawa berobat ke Jakarta  bersama keluarga. Setibanya di Jakarta aku dibawa ke (RSPI) Rumah  Sakit  Pondok  Indah  yang  ada  di  Jl. Metro  Duta, Jakarta Selatan, disana aku di tangani oleh dokter Bambang Setyohadi Sp.PD,Kr, beliau sangat ramah.
Pertemuan awalku dengan Dr. Bambang. Aku di periksa oleh beliau secara keseluruhan.
“Agar lebih yakin dan tidak salah dalam mengambil keputusan, saya akan mengambil sampel darah Indah untuk di uji di labolatorium !” ucap dokter.
Setelah sampel darahku di ambil, kami pun menunggu hasilnya. Aku pun duduk di kursi ruang tunggu dengan penuh rasa gelisah, sambil menggerak-gerakkan kaki kiri dan kanansecara bergantian, penasaran dengan hasilnya membuat aku tak dapat duduk tenang. Sesekali aku mondar mandir karena tak sabar menunggu.
Setelah beberapa jam menunggu, hasilnya pun keluar, dokter mengatakan bahwa aku terkena penyakit LUPUS.
“Itu penyakit apa, dok..? Kami baru mendengarnya..!” Tanya ayahku.
“Dalam istilah kedokteran, penyakit ini dikenal dengan sebutan Systemic Lupus Erithematosus (SLE). Penyakit Lupus menyerang pada sistem kekebalan tubuh manusia secara berlebihan. LUPUS merupakan penyakit yang kronik (menahun). Pada manusia  yang normal, system kekebalan tubuh biasanya akan membuat antibody yang fungsinya melindungi tubuh dari berbagai macam serangan virus, kuman, bakteri,  maupun  benda  asing  yang  masuk  ke dalam tubuh. Sedangkan, pada penyakit LUPUS, produksi antibody yang seharusnya normal berubah menjadi berlebihan. Akibatnya, antibody ini tidak lagi berfungsi untuk menyerang virus, kuman, bakteri, dan benda asing lainnya, namun justru menyerang system kekebalan dan jaringan tubuhnya sendiri. Tidak mudah untuk mengenali LUPUS,  karena  kehadirannya tidak disertai tanda-tanda yang khas seperti penyakit yang lain. Pada  awal  mulanya  penyakit  ini  datang  tidak  mudah diketahui, bahkan oleh  dokter  sekali  pun.  LUPUS  sering dikatakan sebagai penyakit seribu wajah, karena gejalanya yang sangat beragam, kadang menyerupai demam tinggi dan kadang juga seperti cikungunya, reumatik maupun tifus. Sejak dulu sampai sekarang LUPUS masih dianggap penyakit misterius. Meskipun penyakit ini sudah terdeteksi selama 150 tahun lebih, namun belum diketahui secara pasti penyebab dan cara pembunuhannya secara tuntas. Selama ini, upaya yang dilakukan tim medis, hanya sebatas menekan dan mengurangi gejala LUPUS agar tidak kambuh, dan juga hingga sekarang ini belum ada ditemui dokter yang ahli atau spesialisasi dalam bidang penyakit LUPUS ini. Bahkan, rumah sakit yang khusus menangani penyakit seribu wajah ini belum tersedia. Penyakit Lupus merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Penyakit ini setara dengan penyakit Kanker, banyak yang meningal dunia karena mengidap penyakit ini. Biasanya jika gejala yang muncul adalah suhu tubuh yang meningkat, pasien akan segera mendatangi dokter umum. Ketika suhu tubuh tidak juga turun, si pasien akan segera menghubungi dokter penyakit dalam, tanpa dilakukan pemeriksaan medis yang akurat dan dokter akan memberikan obat antibiotic. Padahal, penyakit yang diderita si pasien belum tentu juga disebabkan karena infeksi. Si pasien LUPUS pun bisa menderita radang ginjal, radang jantung, atau radang  otak. Si pasien penyakit seribu wajah ini, seringkali tidak mampu  mengingat  kejadian-kejadian  yang  pernah  dijalani  sebelumnya. Kini, sekitar 80% hingga 90% pasien LUPUS mampu menikmati hidup lebih dari sepuluh tahun setelah di  diagnosis terkena penyakit LUPUS. Bahkan, berkat keajaiban  dari ALLAH SWT, pasien LUPUS ada yang kembali menjalani hidupnya secara normal. Jadi, saya yakin Indah pasti bisa melawan penyakit ini”, jelas dokter. 
“Astagafirullah halazim ! Jadi apa yang harus kita lakukan dok..?” ucap om Rudin terkejut.
“Ya Allah, nak !” ucap mama menangis dan memelukku.
“Tenang ma..!” ayah menenangkan mama.
“Kami akan memberikan obat pencegah rasa sakit agar LUPUS tidak kambuh dan merajarela di dalam tubuh !” jawab dokter.
Ruangan yang tadinya indah dan nyaman, kini berubah menjadi menyeramkan. Semuanya terkejut dan suasana pun brubah menjadi tidak karuan, mama menangis, ayah dan yang lainnya terkejut, sementara aku terdiam membisu, tak ada satu kata pun yang keluar dari bibir ini.
 “Ya allah ternyata itu semua benar, apa yang harus ku lakukan..??” ucapku dalam hati.
Disaat itu juga semuanya terasa gelap, apa yang harus aku lakukan..??, langit seakan runtuh, bingung, cemas, takut, marah, kesal, frustasi dan luapan  emosi yang tak mampu ku bendung. Bahkan, hingga stressku muncul. Rasa takut akan kematian  segera datang menghantuiku.
          “Perjalanan hidup yang ku lalui selama ini apakah hanya akan di akhiri dengan deraian derita..?” rintihanku..
          Rasanya ingin aku lepas dari dia si perusak itu, si penghancur hidupku, si penghapus jalan kebahagiaanku, ingin rasanya aku pergi jauh meninggalkannya.
          Namun, apalah dayaku, itu semua tak mungkin dapat ku lakukan, walaupun bisa, dokter berkata bahwa kemungkinan untuk pergi jauh dari dia itu sangat kecil. Aku hanya bisa meminta, memohon, berdoa dan berharap kepada Allah SWT akan datang keajaiban-Nya untukku.
Masa depan yang terentang di depanku pun seakan hilang entah kemana, seakan terbang begitu saja tertiup oleh angin deritaku, lenyap begitu saja tersihir oleh tongkat kesedihanku dan bahkan terhapus begitu saja tersirami oleh air mataku.
“Ambil saja nyawaku..!! Akhiri saja hidupku..!! Aku kehilangan arah. Bantu aku ya Allah SWT. Dimana tempat berseminya petunjuk dari engkau untuk hambanya-Nya yang tak berdaya ini..??” ucapku.
“Istigfar nak,,!” ucap ayah.
“Ini cobaan dari Allah, kita harus bisa melewatinya,  tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya,, ndah !” ucap Bi’ Emi.
Dokter berusaha untuk menenangkanku.
          “Ketika kamu harus berjalan berdampingan dengannya maka kamu pun harus tahu, siapa, apa dan bagaimana LUPUS   itu, kamu harus membuatnya tertidur, karena, jika dia terbangun maka dia akan mengamuk dan memberontak, dan kamu juga yang akan dirugikan, dengan mudah LUPUS akan menyerang organ tubuh, seenaknya dan semaunya saja memberontak di dalam tubuh, amukannya yang demikian dahsyat membuat banyak penderita penyakit ini tidak mampu melewatinya, kamu harus bisa” ucap dokter kepadaku.
 “Siapa pun tentu tak ingin menjalani hidupnya di dunia ini dengan kesakitan, apalagi harus berdamai dan bersahabat dengan LUPUS hingga maut menjemput. Begitu juga dengan aku” jawabku.
“Sabar nak, ini cobaan dari Yang Maha Kuasa ! kita harus buktikan bahwa kita mampu melewatinya.!” Ucap ayah menenangkanku.
Hari demi hari, detik demi detik dan siang berganti malam hingga berganti lagi menjadi siang, aku berharap ini hanya mimpi burukku dan aku ingin bangun dari tidurku ini. Namun, itu semua nyata, tak ada perubahan setitik pun.
“Ya Allah..!! Berilah aku petunjukmu, berilah kesembuhan kepada hambamu ini, angkatlah dia dari tubuh ini, buanglah  jauh-jauh  dariku,  jauhkanlah  dia  dariku. Apakah tidak ada hal lain yang dapat ku lakukan ..?? Apakah hidup ini hanya sampai disini..?? Apakah lebih baik mati dari pada harus hidup berdampingan  dengannya...?? Tapi,  aku  sadar  engkau  ada,, walau dia bersemayam dalam tubuh ini, aku tidak akan berputus asa, aku harus berjuang, aku tak akan menyerah, aku tak akan berhenti sampai disini, aku akan tetap bertahan demi cita-citaku, demi orang tuaku, demi adik-adikku, demi sahabat-sahabatku dan demi semua orang yang ada di sekelilingku, karena aku tahu jalanku masih panjang dan di ujung jalan ini, aku yakin akan ada cahaya yang terang benderang yang akan membawaku menuju pintu kebahagiaan, karena aku tahu, Allah tidak akan memberi cobaan kepada hambanya jika hambanya tidak mampu melewatinya. Karena aku tahu tidak ada manusia yang dapat menentukan takdirnya. Tidak ada juga manusia yang dapat bertanya akan apa yang terjadi dalam hitungan detik kedepan dalam hidupnya” ucapku.

***

 “Pantangan-pantangan yang harus kamu patuhi adalah, tidak boleh steres dan frustasi, tidak boleh banyak pikiran, tidak boleh menanggung beban kerja secara berlebihan, tidak boleh memakai obat tertentu dan disarankan untuk konsultasikan terlebih dahulu jika memakai obat baru,  tidak boleh olahraga yang berlebihan, dan hal yang sangat penting adalah  tidak boleh terpapar sinar matahari secara langsung” ucap dokter.
Aku diberi obat untuk penyakitku, dan dokter berkata bahwa   aku   harus   minum   semua  obat   itu dalam jangka  waktu yang cukup panjang, bisa dibilang seumur hidup, tapi aku tidak percaya karena aku tahu segala penyakit pasti ada obatnya.
Berbagai jenis obat telah ku rasakan, pahit manis obat telah menyatu dalam tubuh ini. Sedangkan efek samping dari obat itu sendiri, yaitu rambut rontok, penglihatan akan terganggu dan akan terasa rabun, dan yang membuatku sedih  adalah bentuk wajah akan berbentuk seperti bentuk bulan dan pipi akan terlihat gendut, itu semua sangat berat buatku.
“Apakah sisa umurku harus dihiasi dengan derita ini..?” ucapku.
“Wajahmu bisa kembali normal, begitu pun pada  kulitmu. Biasanya, pasien LUPUS yang masuk pada tahap remisi terapi pengobatan, tubuhnya bisa kembali membaik. Namun, tidak seluruhnya akan kembali normal. Adakalanya setelah memasuki masa remisi, tetap ada bagian-bagian tubuh yang meninggalkan bekas bercak di wajah” ucap dokter kepadaku.

***

Tidak terasa, sudah dua minggu aku menjalani pengobatan di Jakarta, saatnya kami pulang ke Taliwang, aku kangen sama temen-temen, kangen sama keluarga dan kangen sama semuanya.
Kami pun pulang ke Taliwang. Dan alhamdulillah kondisiku semakin membaik.
Ketika tiba di Taliwang, aku pun istirahat selama seminggu dan kembali masuk sekolah seperti biasanya.

***

Dua bulan telah berlalu…
Pagi yang beritu cerah. Kokok ayam jantan mengeluarkan suara jantannya, kicau burung-burung itu menyanyikan nada yang merdu.
Aku terbangun dan kusambut pagiku dengan canda tawa bersama keluargaku. Dalam suasana yang hangat itu, tiba-tiba,  tubuhku terasa lemas,  bergerak sedikit saja jantungku berdebar begitu kencang, untuk melangkah dengan jarak lima meter saja aku tidak sanggup dan aku terlihat begitu pucat.
          “Aaaaaaaaaaa,,,,,” teriakanku merintih kesakitan.
          Sementara kedua orang tuaku terkejut melihat kondisiku.
          “Astagaaaa Indah,,,kamu kenapa, nak…???” Tanya mama kepadaku.
Aku pun dilarikan ke Mataram hari itu juga. Saat itu juga dunia terasa begitu gelap.
          Mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi,  sementara mamaku terus,, terus dan terus menangis.
          Tak ada satu kata pun yang aku keluarkan.
“Ya Allah,, kuatkanlah anakku, bantulah dia dalam melawan deritanya…!!” ucap mamaku memohon kepada Allah SWT.
 “Allah pasti membantu Indah ma,, Allah tidak akan diam jika melihat hambaNya merintih kesakitan, kamu yang kuat ya ma…” ucap ayah menenangkan mamaku.
Dalam perjalanan, ku pandangi wajah mama dan ayah yang tenggelam oleh air mata yang terus mengalir membasahi pipi mereka. Entah mengapa, aku sangat membenci air mata itu, aku tidak ingin mereka bersedih, aku akan buktikan kepada semuanya kalau aku kuat yang walau sebenarnya aku lemas.
Sementara aku masih tetap lemas, tak mampu berbuat apa-apa.
“Indah sayang,,,, kamu yang kuat yah nak…” ucap mama dalam memelukku.
“Kamu harus kuat ndah…” ucap ayahku.
Kendaraan ini terus memusatkan pikirannya dengan tujuannya, demi sebuah nyawa yang tak berdaya, sementara kondisiku semakin memburuk.
Aku rasa malaikat israilku datang mendekatiku dan aku semakin terasa dekat dengannya.
“Aku lelah,, aku ingin tidur,, tolong jangan halangi aku. Ya Allah,,, inikah akhir dari hidupku…?? Jika benar,, maka  tuntunlah  hambaMu  ini  melewati  jalan  terindah  menuju  surgaMu. Namun, jika salah,, maka bantulah dan kuatkanlah hamba dalam melewati detik-detik kepahitan ini” ucapku dalam hati kecilku.
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, aku pun tiba di Mataram dan aku langsung di larikan ke rumah sakit, dokter pun langsung memeriksaku.
“Sebaiknya  anak  Bapak  dan  Ibu  segera  dirawat,  dia sangat   kekurangan   banyak   darah,   dan   harus   segera  mendapatkan pertolongan karena kondisinya sangat lemah…!!” ucap dokter.
“Lakukan yang terbaik dok..!!” ucap ayahku.
“Namun sayang pak, di rumah sakit ini, semua kamar pasien telah terisi penuh oleh pasien, bagaimana kalau untuk  sementara ini anak Bapak dan Ibu kami tempatkan di ruang bersalin saja, anak ini harus segera ditolong…!!” ucap dokter.
          “Tidak masalah dokter..” ucap mamaku.
Dalam kondisi yang lemas tidak berdaya, hadir sebuah senyum kecil dari sudut bibirku.
“Memangnya aku ini ibu-ibu yang mau melahirkan…” gurauku kepada mama.
          Untuk melakukan transfusi darah, harus dilakukan uji sampel terlebih dahulu dan telah terbukti bahwa aku memiliki golongan darah O.
           “Mohon maaf Bapak, Ibu, rumah sakit ini sedang kehabisan stok darah yang bergolongan O, kami pun telah berusaha mencari ke rumah sakit lain dan ke PMI. Namun hasilnya pun sama, disana juga sedang kehabisan stok darah yang sama dengan golongan darah Indah,,,!!” ucap dokter.
“Golongan darah saya O, dok…” ucap mama dan ayahku.
Dan dokter pun mengambil darah ayahku. Dengan kondisiku yang telah kaku dan membiru, membuat semua orang semakin panik. Lagi-lagi pipi mama yang lembut itu mulai basah dengan air matanya.
Setelah usai darah ayahku diambil, dengan segera, dokter memasukkan darah tersebut ke dalam tubuhku.
Oksigen pun dipasangkan. Rasa sakit yang luar biasa ku rasakan.
 “Ya Allah SWT, dengan cara bagaimana lagi aku harus menahan rasa sakit ini..?? HambaMu ini lelah, hidup dalam situasi tanpa harapan, hidupku rasanya tinggal menghitung jari...!! Anugrahkanlah aku cintaMu, turunkanlah pertolongan kepada hambaMu ini yang sedang merintih kesakitan melawan kejamnya hidup…!! Beginikan takdir hidupku, ya Allah…?? Selalu  tersiksa  karena  penyakit  ini,  utuskanlah  cahaya penerangMu untuk menerangi hidupku yang masih terasa gelap karena derita ini, ini terlalu pedih ku rasakan, aku serahkan hidup dan matiku hanya kepadaMu ya Allah, yang semata-mata ingin mengabdi hanya kepadaMu, pandanglah hambaMu disini ya Allah, berbaring lemah, mengharap pertolongan dan keajaiban dariMu…” ucapku merintih dalam hati.
          Sementara air mata mamaku terus mengalir… mengalir dan mengalir membasahi pipi lembutnya.
          “Kamu yang kuat, jangan mau kalah sama penyakit” ucap ayah menyemangatiku.
Transfusi darah dilakukan dan setelah satu kantong darah telah masuk dalam tubuhku, aku menjadi bertenaga kembali.
Keadanku mulai membaik namun, setelah beberapa jam, keadaanku turun drastis dan aku begitu lemas. Sementara yang  sempat  terdengar  olehku,  hanyalah  suara mama yang berteriak memanggil dokter.
“Indah…Indah…Dokter…Dokter…” teriak mamaku.
“Sebaiknya ibu tenang, kami akan berusaha melakukan yang terbaik…” ucap dokter.
“Tenang ma,, Indah pasti baik-baik saja..!!” ucap ayah menenangkan mamaku.
          Empat kantung darah telah masuk ke dalam tubuhku. Keadaanku pun mulai membaik. Sedikit demi sedikit, hidupku  semakin lama semakin terasa terang.       
          Semakin dekat cahaya itu, malaikat izrailku semakin terasa jauh denganku. Apakah aku telah berhasil melawan malaikat mautku…?? Apakah aku menang melawan malaikat izrailku..?? aku tidak percaya bahwa aku mampu mengalahkannya.
Semakin lama keadaanku semakin membaik. Syukur Alhamdulillah ku panjatkan kepada Allah SWT, Sang pencipta langit dan bumi, Sang penggenggam setiap nyawa mahlukNya, yang menentukan takdir setiap umatNya.
“Terima kasih ya Allah, tiada kata yang mampu ku ucap, selain berterima kasih, memanjatkan puji syukur kepadaMu atas pertolonganMu, terima kasih karena engkau telah mendengar dan mengabulkan doa hamba” ucapku.
Langit pun kembali bersinar cerah, suara kokok ayam jantan mulai terdengar lagi, dan suara kicau burung-burung itu melanjutkan nada merdunya yang sempat kehilangan bait-bait liriknya kerena tertutup oleh kabut hitam pekat.
Kini hidupku terasa sangat.. sangat dan saaangaaaat terang, kabut hitam itu telah pergi.
Alhamdulillah aku pun sembuh dan kembali pulih.
          Setelah beberapa minggu aku dirawat di rumah sakit, akhirnya aku diperbolehkan pulang oleh dokter. Betapa senangnya hatiku. Aku menghirup udara luar yang begitu segar.
          “Akhirnya aku dapat merasakan kembali segarnya udaraMu ya Allah, terima kasih karena engkau masih memberiku kesempatan untuk tetap merasakan indahnya bumiMu…” ucapku.
          “Syukur Alhamdulillah kamu kembali sehat seperti sediakala, mama sangat senang nak..!!” ucap mama memelukku.
          “Terima kasih dokter..!” ucap mama dan ayahku.
          “Sama-sama, tanpa bantuan dari Allah, ini semua tidak akan terjadi” ucap dokter.
Akhirnya aku sembuh dan kembali beraktifitas seperti sebelumnya, canda tawa pun mulai terbentuk lagi di bibirku.
          Kebahagiaan yang sempat layu karena tertutup oleh kabut hitam pekat, kini telah tumbuh kembali di tengah-tengah keluargaku. Namun tidak dengan LUPUS itu, dia tetap bersemayam dalam tubuh ini.

***

Setelah berbulan bulan aku minum obat yang telah diberikan oleh dokter Bambang, perubahan pada mukaku telah mulai nampak, muka ku yang dahulu, dengan  muka ku yang  sekarang  ini  begitu jauh berbeda. Mukaku  berubah drastis.
          Setelah  dua  minggu  di  Mataram,  kami pun pulang ke Taliwang.
Keesokan paginya aku masuk sekolah.
Rasa rindu dengan sahabat-sahabatku telah terobati. Namun, efek dari pengobatan yang harus aku jalani selama ini, telah mengubah hampir separuh perjalanan hidupku.
Yang pertama, berubahnya penampilan ku, seperti munculnya tanda kemerahan pada ke dua pipi ku, pada kening, dan hidung.
Obat-obat yang ku gunakan menyebabkan wajahku terlihat bulat seperti bulan, berat badanku bertambah, kakiku membengkak dan rambutku rontok, aku sedih karena setibanya aku di sekolah, sebagian temanku mengejekku, karena keadaanku yang gendut, mereka mencemooh, membicarakan, menertawakan dan menjauhiku, aku pun sedih dan menangis.
 “Mengapa mereka tega berbuat begitu kepadaku..?? Mengapa mereka tega menjauhiku..?? Penyakit ini kan tidak menular..!!” ucapku sambil menangis.
Begitulah kelakuan mereka kepadaku seterusnya. Namun, kata-kata dari mereka juga membuat aku sadar tentang artinya kesabaran.
Dengan keterbatasaan yang sekarang aku miliki membuat aku berbeda dari mereka,,,” ucapku menangis.
Ya.. kamu memang berbeda Indah, kamu jauh lebih  kuat dari pada mereka, kamu memiliki apa yang tidak mereka miliki, kamu masih memiliki hati tapi mereka sudah tidak memiliki hati,, semangat indah, kami selalu ada untukmu,,” sahabat-sahabatku  mencoba  menenangkanku  dan  mencoba menghiburku.
Aku berusaha kuat dan tetap tegar. Aku tidak menghiraukan perkataan dan ejekan mereka.
”Aku tidak ingin orang melihatku dengan penuh rasa aneh, aku tidak ingin teman-teman mengejekku karena mukaku yang aneh ini.
 “Aku tidak boleh malu, takut, minder dan frustasi dan aku harus focus belajar demi cita-citaku” ucapku.
Yang kedua, berubahnya kemampuan fisik.
Setelah mengetahui bahwa LUPUS telah besemayam dalam tubuh ini, aku merasa terisolasi dan frustasi, tak tahu mengapa aku menjadi sensitive dan emosional.
Aku tidak bisa aktif lagi dalam kegiatan luar lapangan karena aku harus menghindari sengatan sinar matahari.
Dulu aku sangat senang bermain ke pantai bersama keluarga, namun  sekarang tidak bisa lagi.  Aku tidak bisa lagi olahraga di luar lapangan. Aktivitas yang ku lakukan sekarang mulai terbatas.
“Namun, aku bersyukur karena masih diberi kesempatan merasakan segarnya udaraMu ya Allah..” ucapku dalam hati.
Dan Alhamdulillah semakin lama aku semakin membaik. Dan aku berharap lupus itu tidak lagi menggangguku.
AMIN YA ROBBAL ALAMIN.

***



20 komentar:

  1. Sumpah sedih. awalnya ngk nangis , cz nya malu krna bacanya rame-rame bareng temen-temen, tapi ngk kerasa air mata keluar sediri . temen-temen juga pada nangis semua

    BalasHapus
  2. Selamat jalan indah,,semoga tenang d surga Allah,,aamiinn

    BalasHapus
  3. Selamat jalan indah,,semoga tenang d surga Allah,,aamiinn

    BalasHapus
  4. Selamat jalan indah, semoga tenang di alam sana

    BalasHapus
  5. jujur kamu rivalku yang sebenarnya,di smp aku tetap ketinggalan dengan kamampuan seni mu, aku selalu di bawahmu waktu itu, selalu kamu yg di tunjuk oleh guru seni untuk mengikuti lomba melukis maupun seni lainnya untuk mewakili smp negeri 1 taliwang dalam ajak seni, sempat dalam hati ku untuk berfikir untuk bisa melewati kemampuanmu.tapi aku hapus semua keinginanku karena aku ingin bisa berkembang sendiri dan kita pun sering membuat tugas bareng2 di rumahmu, dan yg paling aku ingat ialah saat kita ikut lomba membuat mading di sekolah untuk mekali kelas IX 4 dan akhirnya kita bisa meraih juara 3 dalam perlombaan itu, aku sngat senang sekali waktu itu bisa bekerja sama denganmu dalam kegiatan seni dan seterussnya kamu, aku dan sani julian ttp menjadi orang yg selalu tampil di setiap tugas seni di kelas,. aku dan teman2 kangen sama itu semua indah,. kamu lah seniman perempuan yg hebat di mataku kamu yg telah banyak memberiku pengalaman berkarya karena setiap kegiatan seni, atau pun perlombaan pasti kamu sertakan nama kami. selamat jalan seniman masa SMPku semoga kamu bisa melihat kami dari surga sana.

    BalasHapus
  6. jujur kamu rivalku yang sebenarnya,di smp aku tetap ketinggalan dengan kamampuan seni mu, aku selalu di bawahmu waktu itu, selalu kamu yg di tunjuk oleh guru seni untuk mengikuti lomba melukis maupun seni lainnya untuk mewakili smp negeri 1 taliwang dalam ajak seni, sempat dalam hati ku untuk berfikir untuk bisa melewati kemampuanmu.tapi aku hapus semua keinginanku karena aku ingin bisa berkembang sendiri dan kita pun sering membuat tugas bareng2 di rumahmu, dan yg paling aku ingat ialah saat kita ikut lomba membuat mading di sekolah untuk mekali kelas IX 4 dan akhirnya kita bisa meraih juara 3 dalam perlombaan itu, aku sngat senang sekali waktu itu bisa bekerja sama denganmu dalam kegiatan seni dan seterussnya kamu, aku dan sani julian ttp menjadi orang yg selalu tampil di setiap tugas seni di kelas,. aku dan teman2 kangen sama itu semua indah,. kamu lah seniman perempuan yg hebat di mataku kamu yg telah banyak memberiku pengalaman berkarya karena setiap kegiatan seni, atau pun perlombaan pasti kamu sertakan nama kami. selamat jalan seniman masa SMPku semoga kamu bisa melihat kami dari surga sana.

    BalasHapus
  7. jujur kamu rivalku yang sebenarnya,di smp aku tetap ketinggalan dengan kamampuan seni mu, aku selalu di bawahmu waktu itu, selalu kamu yg di tunjuk oleh guru seni untuk mengikuti lomba melukis maupun seni lainnya untuk mewakili smp negeri 1 taliwang dalam ajak seni, sempat dalam hati ku untuk berfikir untuk bisa melewati kemampuanmu.tapi aku hapus semua keinginanku karena aku ingin bisa berkembang sendiri dan kita pun sering membuat tugas bareng2 di rumahmu, dan yg paling aku ingat ialah saat kita ikut lomba membuat mading di sekolah untuk mekali kelas IX 4 dan akhirnya kita bisa meraih juara 3 dalam perlombaan itu, aku sngat senang sekali waktu itu bisa bekerja sama denganmu dalam kegiatan seni dan seterussnya kamu, aku dan sani julian ttp menjadi orang yg selalu tampil di setiap tugas seni di kelas,. aku dan teman2 kangen sama itu semua indah,. kamu lah seniman perempuan yg hebat di mataku kamu yg telah banyak memberiku pengalaman berkarya karena setiap kegiatan seni, atau pun perlombaan pasti kamu sertakan nama kami. selamat jalan seniman masa SMPku semoga kamu bisa melihat kami dari surga sana.

    BalasHapus
  8. Semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

    BalasHapus
  9. Slmat jln indah..smga tnang di sna...smga mndptkn yg trbaik disisi allah.swt@amin..

    BalasHapus
  10. Betapa beruntungnya aq sempat membaca tulisan Indah. Yg mungkin ini tulisan terakhirnya... Smoga in sya Allah, Indah mendapat rumah terbaik di Sana. Aaamiiinnn ya Rabbal'alamiiinnn...
    Saya jg menderita penyakit ini. Saya pikir, blog ini bs jdi motivasi utk kami yg msh bs bertahan. Tpi sungguh mengagetkan krn ternyata Indah sudah tiada T-T

    BalasHapus
  11. Betapa beruntungnya aq sempat membaca tulisan Indah. Yg mungkin ini tulisan terakhirnya... Smoga in sya Allah, Indah mendapat rumah terbaik di Sana. Aaamiiinnn ya Rabbal'alamiiinnn...
    Saya jg menderita penyakit ini. Saya pikir, blog ini bs jdi motivasi utk kami yg msh bs bertahan. Tpi sungguh mengagetkan krn ternyata Indah sudah tiada T-T

    BalasHapus
  12. wihh nice info, saya pengunjung setia web anda
    kunjung balik, di web kami banyak penawaran dan tips tentang kesehatan
    Ada artikel menarik tentang obat tradisional yang mampu menyembuhkan penyakit berat, cek yuk
    http://goldengamatemasmitoha.com/pengobatan-alopecia-areata/

    BalasHapus
  13. Assalamualaikum slm sejahtera warga group๐Ÿ“ข
    ๐Ÿ’ Sy nk mintak tolong viralkan berita baik ni ye๐Ÿ“ข๐Ÿ˜‰

    1) Ni berkenaan kisah hidup pesakit kanser stage 1-stage 4 yg mengambil penawar dengan hanya produk yg berpatutan harga nya tapi kesannya setanding ubat harga mahal, tetapi rawatan hospital jgn lari,tetap wajib diteruskan,kedua2 rawatan amat bermanfaat.

    Boleh hubungi terus pengasas dia & cerita direct kt dia kita sakit apa dn lain2 ๐Ÿ‘‰๐Ÿผ En Mohd Zuhairi- 017 468 7570

    2)Dah ramai yg merasa kesan yg positif dengan penawar beliau yg berunsurkan ubatan bahan semulajadi yg selamat diambil,walaupn bahan semulajadi tetapi penawarnya mpunyai kesan yang pantas.
    Sesuai juga untuk penyakit kanser yg sudah merebak disamping rawatan hospital๐Ÿ‘๐Ÿป

    3)Pencipta penawar jus ini dh banyak berdepan dengan pesakit2 kanser,ade ramai yg dh merasa kesan yg baik,yg sembuh selari dgn rawatan doktor,penawar yg amat menyokong penyakit berat dan ringan.

    4) Selain drp penyakit kanser pon blh juga mengambil penawar semulajdi ini sbg rawatan alternatif yg mnyokong dlm proses penyembuhan spt penyakit:
    - Denggi &Kencing Tikus( Ada testimoni
    Batu Karang, Gastrik, dimana pesakit minum jus & rawatan doktor, ada kesan dalam 3 hari)
    - Gout, Kencing Manis (berperanan menambahkan zat2 tubuh badan, menguatkan pertahanan badan melawan penyakit.memperlahankn prtumbuhan pnyakit)
    - Masalah Keputihan
    - Darah Tinggi
    - Buah Pinggang

    5) Jus ini berperanan menambahkan zat2 tubuh badan, menguatkan pertahanan badan melawan penyakit.memperlahankn prtumbuhan pnyakit

    -Sy share mlalui
    pgalaman sy sdri yg mengikuti pkembangan pjuang2 kanser ni,sy sdri pon gna produk dia (penawar jus) dh 3thn.

    Jdi skg ni sy rsa perlu share brita ni buat smua spaya msih ade hrapan bg mreka yg tcari2 pnawar smpingan bg pyakit knser yg tpat .disamping itu TDAK MENGABAIKAN RAWATAN DOKTOR ANDA YA.๐Ÿ’ช๐Ÿผ

    Nnti klau nk ikhtiar dgn pnawar beliau, dan sdah mcuba ,blh la join group whatsApp pjuang2 knser,bleh la knal2 psakit die yg dh smbuh mcm yg sy knl antaranya
    ~~~~
    ▪ Pn. Hayati abd Hamid- Pensyarah Knan UITM, knser pyudara stage 4.
    Skg dh shat wlaupun prnah diberitahu doktor yang beliau hnya mampu btahan stahun sj utk hdup.setia dgn pnawar khusus en. zuhairi ini.
    Beliau mngarang sbuah naskah/buku yg mgisahkn pngalaman beliau sepanjang perjuangannya melawan kanser dengan mengambil penawar jus ini sbg slah satu rawatan alternatif selari dengan rwatan doktor (nk buku nti blh order)
    ~~~~
    ▪Adik Luqman -kanser GIST-Anoerectal Tumor
    Skg sudah sembuh dr knser. pnawar jus ini diambil selari dgn rwatan hospital.
    ~~~~
    ▪Adik Izzat b.muhd Ariffin ,kanser Lymphoma stage 4 skg dh sembuh
    Guru nya mberitahu beliau x prnah nmpak sperti pengidap knser tahap 4, krana sntiasa nmpak cergas dngan pgambilan jus yg mmberi tnaga dan mrawat.Beliau mngambil pnawar jus ni dr knser thap 4 shingga smbuh tnpa mninggalkn jus dan rwatan hospital.
    ~~~~
    ▪Nani Faiza - knser Usus Thap 4 dan tlh mrebak ke hti, setia mrawat dgn penawar jus ini tnpa ptus asa,skg dh hmpir smbuh spenuh nye. sel knser sdah tiada.
    ~~~~
    Dan ramai lg yg dh sembuh dr kanser leukimia dll yg guna penawar jus ini,ini kenyataan bkn rekaan.nti blh pm sdri testimoni2 td tu ye๐Ÿ˜‰

    Jadi saya mintak pd sape2 yg ada sakit kanser, Call atau terus wasap Pengasasnya sendiri ok๐Ÿ‘‡๐Ÿป
    En. Mohd Zuhairi - 017468 7570

    ๐Ÿ’Yg penting ramuan penawar jus semulajadi ini MAMPU DIBELI dan
    In sya Allah mujarab mudah mudahan aaminn

    BalasHapus
  14. NOTE :
    Kebanyakan pesakit2 yg mengambil penawar jus ini tetap meneruskan temujanji doktor masing2....tidak boleh tinggal kan rawatan hospital utk melihat perubahan penyakit mereka...walau bagaimana pun..mereka mengatakan terdapat perbezaan jika membuat rawatan hospital ketika bersama2 mengambil jus ini dan dgn tidak mengambil nya.. jus ini diteruskan oleh mereka apabila kesan nye mereka tidak rasa sakit teruk semasa rawatan hospital dan kekal cergas bertenaga dan menambah selera makan terutama nya semasa rawatan kimo.
    - Ia bukan lah jus rawatan yg memanaskan badan anda. Ia BUKAN HERBA YG MEMANASKAN BADAN dan ia merupakan herba yang amat perlu di miliki oleh setiap pesakit..

    Call order wasap@call- En mohd zuhairi- 0174687570

    ๐Ÿ˜kalau wasap lambat balas(biasa nya sebab ramai yg wasap dia.)
    Tp nanti dia akn blas jugak yer..
    #sharepadayangmemerlukan
    #sharing is caring


    BalasHapus
  15. Assalamualaikum slm sejahtera warga group๐Ÿ“ข
    ๐Ÿ’ Sy nk mintak tolong viralkan berita baik ni ye๐Ÿ“ข๐Ÿ˜‰

    1) Ni berkenaan kisah hidup pesakit kanser stage 1-stage 4 yg mengambil penawar dengan hanya produk yg berpatutan harga nya tapi kesannya setanding ubat harga mahal, tetapi rawatan hospital jgn lari,tetap wajib diteruskan,kedua2 rawatan amat bermanfaat.

    Boleh hubungi terus pengasas dia & cerita direct kt dia kita sakit apa dn lain2 ๐Ÿ‘‰๐Ÿผ En Mohd Zuhairi- 017 468 7570

    2)Dah ramai yg merasa kesan yg positif dengan penawar beliau yg berunsurkan ubatan bahan semulajadi yg selamat diambil,walaupn bahan semulajadi tetapi penawarnya mpunyai kesan yang pantas.
    Sesuai juga untuk penyakit kanser yg sudah merebak disamping rawatan hospital๐Ÿ‘๐Ÿป

    3)Pencipta penawar jus ini dh banyak berdepan dengan pesakit2 kanser,ade ramai yg dh merasa kesan yg baik,yg sembuh selari dgn rawatan doktor,penawar yg amat menyokong penyakit berat dan ringan.

    4) Selain drp penyakit kanser pon blh juga mengambil penawar semulajdi ini sbg rawatan alternatif yg mnyokong dlm proses penyembuhan spt penyakit:
    - Denggi &Kencing Tikus( Ada testimoni
    Batu Karang, Gastrik, dimana pesakit minum jus & rawatan doktor, ada kesan dalam 3 hari)
    - Gout, Kencing Manis (berperanan menambahkan zat2 tubuh badan, menguatkan pertahanan badan melawan penyakit.memperlahankn prtumbuhan pnyakit)
    - Masalah Keputihan
    - Darah Tinggi
    - Buah Pinggang

    5) Jus ini berperanan menambahkan zat2 tubuh badan, menguatkan pertahanan badan melawan penyakit.memperlahankn prtumbuhan pnyakit

    -Sy share mlalui
    pgalaman sy sdri yg mengikuti pkembangan pjuang2 kanser ni,sy sdri pon gna produk dia (penawar jus) dh 3thn.

    Jdi skg ni sy rsa perlu share brita ni buat smua spaya msih ade hrapan bg mreka yg tcari2 pnawar smpingan bg pyakit knser yg tpat .disamping itu TDAK MENGABAIKAN RAWATAN DOKTOR ANDA YA.๐Ÿ’ช๐Ÿผ

    Nnti klau nk ikhtiar dgn pnawar beliau, dan sdah mcuba ,blh la join group whatsApp pjuang2 knser,bleh la knal2 psakit die yg dh smbuh mcm yg sy knl antaranya
    ~~~~
    ▪ Pn. Hayati abd Hamid- Pensyarah Knan UITM, knser pyudara stage 4.
    Skg dh shat wlaupun prnah diberitahu doktor yang beliau hnya mampu btahan stahun sj utk hdup.setia dgn pnawar khusus en. zuhairi ini.
    Beliau mngarang sbuah naskah/buku yg mgisahkn pngalaman beliau sepanjang perjuangannya melawan kanser dengan mengambil penawar jus ini sbg slah satu rawatan alternatif selari dengan rwatan doktor (nk buku nti blh order)
    ~~~~
    ▪Adik Luqman -kanser GIST-Anoerectal Tumor
    Skg sudah sembuh dr knser. pnawar jus ini diambil selari dgn rwatan hospital.
    ~~~~
    ▪Adik Izzat b.muhd Ariffin ,kanser Lymphoma stage 4 skg dh sembuh
    Guru nya mberitahu beliau x prnah nmpak sperti pengidap knser tahap 4, krana sntiasa nmpak cergas dngan pgambilan jus yg mmberi tnaga dan mrawat.Beliau mngambil pnawar jus ni dr knser thap 4 shingga smbuh tnpa mninggalkn jus dan rwatan hospital.
    ~~~~
    ▪Nani Faiza - knser Usus Thap 4 dan tlh mrebak ke hti, setia mrawat dgn penawar jus ini tnpa ptus asa,skg dh hmpir smbuh spenuh nye. sel knser sdah tiada.
    ~~~~
    Dan ramai lg yg dh sembuh dr kanser leukimia dll yg guna penawar jus ini,ini kenyataan bkn rekaan.nti blh pm sdri testimoni2 td tu ye๐Ÿ˜‰

    Jadi saya mintak pd sape2 yg ada sakit kanser, Call atau terus wasap Pengasasnya sendiri ok๐Ÿ‘‡๐Ÿป
    En. Mohd Zuhairi - 017468 7570

    ๐Ÿ’Yg penting ramuan penawar jus semulajadi ini MAMPU DIBELI dan
    In sya Allah mujarab mudah mudahan aaminn

    BalasHapus
  16. NOTE :
    Kebanyakan pesakit2 yg mengambil penawar jus ini tetap meneruskan temujanji doktor masing2....tidak boleh tinggal kan rawatan hospital utk melihat perubahan penyakit mereka...walau bagaimana pun..mereka mengatakan terdapat perbezaan jika membuat rawatan hospital ketika bersama2 mengambil jus ini dan dgn tidak mengambil nya.. jus ini diteruskan oleh mereka apabila kesan nye mereka tidak rasa sakit teruk semasa rawatan hospital dan kekal cergas bertenaga dan menambah selera makan terutama nya semasa rawatan kimo.
    - Ia bukan lah jus rawatan yg memanaskan badan anda. Ia BUKAN HERBA YG MEMANASKAN BADAN dan ia merupakan herba yang amat perlu di miliki oleh setiap pesakit..

    Call order wasap@call- En mohd zuhairi- 0174687570

    ๐Ÿ˜kalau wasap lambat balas(biasa nya sebab ramai yg wasap dia.)
    Tp nanti dia akn blas jugak yer..
    #sharepadayangmemerlukan
    #sharing is caring


    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Aku mungkin baru mengetahui kisah ini setelah enam tahun berlalu, tapi aku begitu tersentuh dengan kisahmu. Dari kisah ini aku belajar untuk pantang menyerah dan bersyukur kita masih diberikan kesehatan oleh Tuhan.Selamat jalan Indah sayang, semoga Allah memberikan tempat yang terbaik disisinya, We love you <3

    BalasHapus
  19. Indah, bahagialah disisi Tuhan, kini engkau sudah tdk merasa sakit lagi, kau meninggalkan tulisan ini semoga yg membacanya dapat bersyukur atas kesehatannya yg Tuhan masih anugrahkan, dan smoga tulisan ini jg menguatkan org yg bisa melihat sosok & pengalaman hidupmu dgn deritamu ini..
    Bahagialah di sana..saya adalah teman ayahmu..ayahmu sosok org yv tangguh kokoh, dlm ujiannya, dia jg ayah yg penyanyang serta periang..luar biasa indah..tetap senyum disana..๐Ÿ˜‡๐Ÿ™

    BalasHapus